Perihal tugas makalah untuk mahasiswa : Bag ke-2, Tawaran Solusi

Tawaran solusi dari Perihal tugas makalah untuk mahasiswa : Bag ke-1, Pola yang diterapkan hingga hari ini, (biasanya…) yang ingin saya tawarkan adalah,

Pertama : dengan memanfaatkan aplikasi berbasis wiki. Wikipedia “berbasis wiki”merupakan contoh portal pengetahuan yang senantiasa semakin lengkap dan memungkinkan siapapun untuk memanfaatkan dengan mudah semua informasi bahkan pengetahuan yang ada. Kelebihan lain dari portal berbasis wiki ini adalah memungkinkan siapapun untuk berkontribusi mengisi konten sesuai dengan pengetahuannya. Beberapa aplikasi wiki yang dapat digunakan untuk membuat suatu portal informasi bahkan pengetahuan secara online maupun local area telah banyak berkembang dan dibagikan secara gratis, salah satu contohnya adalah media wiki.

Kedua : Jepang, negara kecil yang dulunya sangat tertutup dan memang menutup diri dari bangsa asing. Jepang mulai maju ketika di pimpin oleh kaisar Meiji. Dengan mengirimkan pemuda-pemuda Jepang ke negara asing untuk mempelajari teknologi di sana dan saat itu, dan menerapkan kebijakan seluruh buku-buku asing ditranslate ke dalam bahasa Jepang dan dijual dengan harga yang murah. Sampai saat ini mungkin masih bisa dirasakan, dimanapun mereka berada masih menyempatkan diri untuk membaca (Annisa Auliya, dalam artikel “Bisakah Indonesia Maju Seperti Jepang?”). Berdasarkan informasi tersebut,… terlihat bahwa Jepang memiliki skala prioritas dalam mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju lainnya. Mereka menyadari betul bahwa pendidikan merupakan salah satu tonggak kemajuan bangsa. Kebijakan menterjemahkan seluruh textbook (terutama untuk buku ajar pendidikan tinggi), merupakan salah satu contoh betapa fokusnya mereka untuk bisa mendalami suatu ilmu pengetahuan. Mereka memilih untuk lebih dahulu menguasai isi atau konten dari pengetahuan yang ada di textbook tersebut, dengan mengabaikan pengetahuan bahasa asing pada awalnya. Sudah menjadi hal yang sangat biasa memang bila orang jepang sangat kesulitan dalam bahasa inggris misalnya, namun dibalik itu ternyata mereka lebih mengutamakan pemahaman dari isi pengetahuan itu sendiri. Bila kita berkaca di dunia pendidikan tinggi di Indonesia perihal kemampuan bahasa inggris, mayoritas mahasiswa akan lebih memilih atau merasa lebih nyaman bila membaca buku ajar dengan Bahasa Indonesia. Terkadang hal ini menjadi hambatan besar dalam konteks memahami suatu informasi atau pengetahuan yang ada di dalam buku ajar/ textbook. Apabila anda dihadapkan pada pilihan, apakah akan lebih memilih penguasaan mendalam dari suatu pengetahuan bidang ilmu tertentu, namun masih memiliki keterbatasan dalam bahasa inggris (Passive; reading), atau kondisi pemahaman dangkal/ menengah namun kemampuan bahasa inggris pun menengah ?? Mengapa untuk pilihan kedua saya tetap menggunakan level menengah untuk kemampuan bahasa inggris ?? Ya itu lah kenyataan mayoritas yang saya temukan.

Ketiga : Apakah menerjemahkan buku ajar/ artikel jurnal merupakan aktivitas belajar bagi mahasiswa ? ya tentunya ini bisa dikategorikan sebagai salah satu aktivitas belajar, yaitu belajar bahasa asing yang digunakan secara pasif dengan nuansa akademik dan juga secara tidak langsung mencoba untuk memahami isi dari buku tersebut. Tetapi seringkali terjadi pengulangan instruksi kepada mahasiswa, yaitu ketika ternyata tugas tersebut juga diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa angkatan/ periode sebelumnya, sehingga memungkinkan terjadinya penyalahgunaan “digunakan kembali’ tugas yang sudah dikerjakan tersebut.

Keempat : Plagiarisme ? salah satu hal yang sulit dalam menghindari plagiarisme adalah kesulitan dalam membuat karya orisinil, atau kelalaian dalam mencatumkan sumber referensi. Masih banyak ditemukan dalam karya tulis ilmiah di tingkat pendidikan tinggi di indonesia, dimana informasi atau pengetahuan yang seolah-olah muncul sebagai buah pikir penulis, (karena tidak disertai sumber referensi), ternyata merupakan terjemahan dari suatu sumber referensi bahasa asing, yang diformulasikan ulang dengan susunan kata dan kalimat bahasa indonesia, ini kita sebut sebagai parafrase. Parafrase diperbolehkan, namun ketentuan untuk mencantumkan sumber referensi tetap diberlakukan. Untuk hal ini seringkali menjadi masalah ketika tidak adanya database pengetahuan yang mudah diakses dalam bahasa indonesia, untuk menguji kesahihan orisinalitas suatu buah pikir yang dituangkan  dalam suatu karya tulis ilmiah.

Kelima  : Berdasarkan hal 1,2,3 dan 4 tersebut, maka  tawaran solusi dari saya adalah membuat suatu portal berbasis wiki di kalangan internal suatu fakultas/universitas, dan memberikan intruksi kepada mahasiswa untuk membuat terjemahan buku ajar/ artikel jurnal ilmiah yang menggunakan bahasa asing. Setiap gelombang kelas atau angkatan akan mengerjakan terjemahan bagian buku/ edisi jurnal yang yang berbeda, sehingga tidak terjadi pengulangan penerjemahan. Sebagai evaluasi dan koreksi, dimungkinkan antar sesama mahasiswa untuk memberikan feedback atau melakukan koreksi dari setiap terjemahan yang sudah ada di portal, untuk inisiatif ini mahasiswa kan mendapatkan nilai kredit tertentu. Fungsi dosen disini tidak dapat secara langsung memberikan koreksi, namun hanya sebatas memberikan anjuran atau saran perbaikan. Seiring dengan berjalannya waktu, akan semakin banyak jumlah buku ajar berbahasa asing yang selesai diterjemahkan dengan koreksi tanpa henti. Hal ini memungkinkan bagi siapapun yang membaca informasi dan pengetahuan yang ada menjadi lebih mudah dan cepat.

Selain terjemahan dari buku/ artikel jurnal, dimungkinkan juga mahasiswa dapat memberikan kontribusi dengan memasukkan informasi tambahan atau media lainnya seperti gambar ilustrasi, audio, video atau animasi. Saya meyakini dengan konsep berbagi pengetahuan ini, dan memungkinkan adanya interaksi secara sosial antar mahasiswa, maka akan lebih dapat berkembang dengan pesat. Beberapa hari ini pun berkembang rumor seputar “special event” nya Apple terkait bidang pendidikan pada tanggal 19 Januari 2012, yaitu tentang konsep terbaru terkait textbook, berikut kutipannya :

“Textbooks are always the wrong information, in the wrong order, at the wrong price, at the wrong weight in my backpack,” says Jed Macosko, an associate professor of physics at Wake Forest University.

Macosko is the co-founder of a project that aims to transform the textbook so that it complies with How People Learn (literally, it’s inspired by a book of that title).

The result thus far is BioBook, a device-agnostic, peer-written, node-driven text. In other words, it’s like Wikipedia on steroids.

In his classes, Macosko asks his students to write short one-concept nodes, which they then link with other nodes on the same subject. When a student opens the book, currently hosted on a wiki, he can click around the nodes to learn a subject in whatever order makes sense to him.

“It’s important to have the student engaged in connecting facts in a framework in their mind,” Macosko says. “When you learn a fact, you basically hang it on a hook of some pre-existing structure in your brain.”

In a pilot project of the book, students preferred the book over their traditional textbooks (no assessments were taken to see if BioBook resulted in deeper understanding). A final version of the book, which will be piloted at four universities starting in September, will include analytics, multimedia, short quizzes and other options for teachers to interact with students.

That version will be device-agnostic.

“If you have this big heavy textbook, you don’t take it out of your dorm room very often,” Macosko says. “But you might take your index cards out of your dorm room and use them to study for your next exam … the same kind of portability of the index cards is what mobile will give you.” (source)

Kutipan tersebut menunjukkan konsep yang serupa dengan tawaran solusi yang saya tawarkan, yaitu pada bagian berbasis wiki, namun Apple tentunya akan lebih mengoptimalkan konsep tersebut dengan diintegrasikan ke jajaran perangkat dan aplikasinya, kita nantikan besok 19 Januari 2012 presentasi di Apple di Big Apple, New York.

catatan : terkait dengan hak cipta informasi/ pengetahuan, penerjemahan dan juga izin penerjemahan, maka untuk tahap awal saya lebih menyarankan untuk dilakukan secara internal saja, misal hanya bisa diakses dalam satu fakultas atau universitas saja, bila seiring dengan proses berjalan ternyata hal tersebut telah terbukti dapat meningkatkan mutu pendidikan tinggi, maka sebaiknya proses legal pun seharusnya bisa segera ditempuh kepada para pemilik hak kekayaan intelektual tersebut.

Sekian tawaran solusi dari saya, mohon saran maupun kritik, hal ini semata saya sampaikan dalam rangka memajukan pendidikan tinggi di Indonesia, amin 🙂

 

 

 

Leave a comment